Albert Einstein: 7 Hal yang Pasti Belum Anda Ketahui

close

Hampir semua orang mengenal Albert Einstein sebagai seorang yang berambut acak-acakan. Seorang pianis jenius yang pikiran-pikirannya telah merevolusi fisika. Bahkan banyak pula yang mengetahui bahwa Einstein mencetuskan teori-teorinya yang mengagumkan hanya berdasarkan hasil eksperimen yang murni dilakukan dalam pikirannya, atau yang disebut dengan gedankenexperiment.

Namun demikian, ternyata banyak fakta-fakta menarik lainnya yang kebanyakan orang belum mengetahuinya atau keliru berkaitan dengan fisikawan luar biasa ini. Dalam tulisan ini, eduFisika daftarkan tujuh di antara fakta-fakta tersebut.

Apa saja ketujuh fakta itu?

Albert Einstein adalah anak yang mengalami keterlambatan berbicara pada masa kecilnya

Albert Einstein tidak dapat berbicara dengan baik pada masa kecilnya, dan masih gagap berbicara hingga usianya mencapai 7 tahun. Fakta ini, bersama dengan beberapa sifat-sifat lainnya yang unik: kesetiaannya pada pelajaran fisika saja, gangguan rutinnya pada istrinya, talenta musiknya, dan sejumlah faktor-faktor lainnya telah menyebabkan beberapa orang menganggapnya mengidap sindrom Asperger, yaitu bagian dari gangguan autisme yang mempengaruhi kemampuan berbahasa dan perkembangan perilaku anak-anak.

Sejumlah talenta lainnya, termasuk fisikawan Isaac Newton dan Marie Curie serta artis-artis seperti Wassily Kandinsky dan J.M.W. Turner, juga didiagnosa dengan sindrom yang sama berdasarkan hasil pemeriksaan postmortem.

Tetapi, berlainan dengan pandangan ini, ekonom Stanford dan seorang penulis, Thomas Sowell menciptakan istilah “sindrom Einstein” untuk menggambarkan gejala nonautistik yang diberikan kepada orang yang terlambat berbicara. Bagaimana perbedaan gejala ini dengan fenomena yang umum diketahui sebagai perkembangan yang tidak sinkron, di mana anak-anak penderita mengalami perkembangan yang lebih cepat dari anak rata-rata pada pelbagai aspek dan berkembang lebih lambat pada aspek-aspek lainnya, tetaplah belum jelas bagi ahli perkembangan anak-anak.

Ada dugaan bahwa Albert Einstein, yang merupakan seorang pemikir visual sepanjang hidupnya, mungkin saja telah memiliki kehidupan batin yang lebih kaya dan tidak perlu berbicara karena, seperti anekdot yang pernah dikatakannya suatu waktu, “Sampai sekarang ini, segala sesuatunya berada dalam keteraturan.”

Einstein sebenarnya tidak bodoh di sekolah

Banyak yang mengatakan bahwa Einstein sebenarnya bodoh di sekolah. Ini tidak lain hanya akibat dari kesenangan banyak orang untuk mengungkap fakta-fakta ironis dari seseorang yang terkenal, khususnya pada zaman budaya internet ini di mana seseorang sering kali dengan mudahnya menyajikan fakta yang tak lengkap. Ini lalu berkembang menjadi hoax.

Fakta bahwa Einstein berjuang mempelajari matematika dan pernah gagal pada ujian masuk perguruan tinggi yang dijalaninya seolah menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang bodoh. Padahal, Einstein sebenarnya sangat hebat dalam bidang fisika dan matematika sejak masa mudanya. Bayangkan, Einstein telah mempelajari kalkulus pada usia 12 tahun.

Memang benar Albert Einstein pernah gagal di ujian masuk perguruan tinggi yang pernah diikutinya pertama kali—Tetapi dari kegagalan itu justru memberinya kemudahan masuk perguruan tinggi. Pada saat Einstein mendaftar ke Swiss Federal Institute of Technology, umurnya pada saat itu baru 15 tahun dan dia adalah seorang drop out sehingga tidak memiliki ijazah yang setara dengan ijazah sebuah sekolah tinggi yang diperlukan untuk mendaftar di perguruan tinggi tersebut.

Sistem pendidikan yang ketat pada masa Einstein bersekolah tidak memungkinkannya untuk mendapatkan pelajaran bahasa Perancis, kimia, dan biologi yang diperlukannya untuk lulus ujian. Tetapi, ia meraih skor yang sangat tinggi pada tes bidang matematika dan fisika. Dengan pertimbangan nilai bidang matematika dan fisikanya yang sangat tinggi, universitas akhirnya menerimanya, tetapi dengan syarat Einstein harus sesegera mungkin menyelesaikan sekolah menengahnya.

Albert Einstein ternyata adalah salah seorang kontributor penemu Refrigerator

Anda mungkin hanya mengetahui bahwa Albert Einstein seorang pakar di bidang fisika yang merumuskan Teori Relativitas, efek fotolistrik, dan gerak Brownian.

Sayang sekali, Anda keliru!

Anda perlu tahu bahwa Einstein juga adalah penemu refrigerator.

Pada tahun 1920-an, perkakas rumah tangga yang digunakan orang umumnya banyak mengandung zat-zat mematikan. Mulai dari gas dalam pipa-pipa perabot rumah tangga yang banyak digunakan saat itu sampai arsenik yang terkandung pada cat dan wallpaper rumah, semuanya mengandung zat-zat yang mematikan. Dengan demikian, kelihatannya masuk akal jika dikatakan bahwa transisi dari pemakaian kotak es tradisional (secara umum, kotak es tradisional hanya berupa kotak kayu yang terisolasi yang berisi es di dalamnya) menjadi refrigerator listrik akan semakin menambah banyaknya ancaman zat-zat beracun akibat terjadinya kebocoran uap zat kimia pendingin misalnya metil klorida, amonia, atau sulfur dioksida pada pemilik rumah yang menggunakan alat-alat tersebut.

Sebuah insiden pada tahun 1926 tentang zat beracun ini telah menginspirasi Einstein untuk memberikan bantuan kepada seorang fisikawan Hongaria bernama Leo Szilard dalam mendesain jenis peralatan rumah tangga baru yang disebut refrigerator penyerap yang hanya membutuhkan amonia, butana, dan air, ditambah sebuah sumber panas untuk pompa. Alat yang dipatenkan pada tahun 1930 ini, prinsip dasarnya adalah mendidihkan cairan pada temperatur yang lebih rendah dengan memberikan tekanan yang lebih rendah. Pada saat tekanan dalam pipa yang ada di atas reservoir butana diturunkan, maka butana akan mendidih, menyerap panas dari lingkungannya dan menurunkan temperatur dalam peti es. Karena tidak terdapat bagian yang bergerak pada alat ini, peralatan ini dapat bekerja tahan lama.

Namun, refrigerator ala Einstein dan Szilard ini pada akhirnya dikalahkan oleh refrigerator pesaingnya yang lebih efisien serta digunakannya chloroflourocarbon (CFC) yang menggantikan zat pendingin yang berbahaya dan mengubah kompresor es menjadi lebih aman bagi pemakai, kecuali terhadap lapisan ozon. Namun demikian, berkat adanya teknologi baru, dan tumbuhnya kepedulian terhadap lingkungan dewasa ini pada akhirnya penggunaan CFC juga telah dibatasi dan bahkan akan dilarang.

Albert Einstein memiliki seorang putri tidak sah yang tidak diketahui nasibnya

Pernahkah Anda mendengar bahwa Einstein memiliki seorang putri?

Baca: Biografi Albert Einstein: Fisikawan Penggagas Teori Relativitas Khusus

Ketika belajar di universitas di Zurich, Einstein jatuh cinta pada seorang mahasiswa fisika yang usianya lebih tua darinya, Mileva Maric, yang pada akhirnya menjadi istrinya. Menurut standar kehidupan abad ke-19 Eropa saat itu, keduanya menjalani sebuah hubungan cinta modern. Mereka tumbuh cukup intim dan saling memberi nama panggilan satu sama lain: Einstein memanggil “Dollie” kepada Maric, dan sebaliknya, Maric memanggil “Johnnie” kepada Einstein.

Maric adalah seorang perempuan yang luar biasa. Dia berhasil mengatasi hambatan sosial yang luar biasa agar dapat memperoleh sebuah tempat sebagai perempuan kelima yang dapat diterima di universitas yang bergengsi tersebut. Tetapi setelah tahun-tahun kelulusannya, Einstein masih terlalu miskin untuk dapat menikahi Maric. Apalagi, orang tua Einstein menolak Maric yang usianya terlalu tua untuk seorang Einstein, seorang ortodoks Serbia, dan ayahnya tidak menyetujui pernikahan tersebut sampai dia meninggal di tahun 1902.

Pada awal tahun 1902 tersebut, pada bulan Januari, kedua pasangan ini dianugerahi seorang putri yang diberi nama Lieserl (nama panggilan untuk Elizabeth). Maric kembali ke rumah orang tuanya di dekat Novi Sad, sebuah pusat kebudayaan Serbia yang terletak di Kerajaan Hongaria tetapi sekarang daerah ini berada di wilayah Vojvodina Serbia. Di tempat itu Maric melahirkan anak tersebut, yang setelahnya kedua pasangan ini tidak pernah membicarakan tentang putri mereka tersebut kepada orang lain, bahkan kepada teman-temannya. Nasib Leiserl hingga saat ini masih misterius.

Albert Einstein menjalani sebuah masa yang sangat cemerlang dalam satu tahun

Tahukah Anda bahwa ada empat makalah Albert Einstein yang sangat luar biasa pengaruhnya dalam merevolusi fisika dan keempat makalah tersebut diterbitkan dalam setahun pada sebuah jurnal ilmiah bergengsi?

Ya, tahun itu adalah tahun 1905. Pada tahun tersebut Albert Einstein memublikasikan empat makalah yang mengguncang pandangan umum tentang ruang, waktu, massa, dan energi pada zamannya dan membantu meletakkan fondasi fisika modern, pada saat dia sedang menulis disertasi doktoralnya dan di tengah-tengah kesibukan pekerjaannya sebagai seorang pemeriksa kelas tiga di kantor paten Swiss.

Sejak menyelesaikan pendidikan doktor, Albert Einstein telah mengajukan banyak lamaran pada berbagai posisi akademik, tetapi sekolah demi sekolah menolak lamarannya dengan kasar. Penolakan sekolah-sekolah ini sebenarnya bersumber dari sebuah surat rekomendasi yang dengan bodohnya Einstein minta dari Heinrich Weber, seorang profesor yang kelas-kelas kuliahnya telah diabaikannya. Tetapi penolakan ini justru memberi Einstein cukup banyak waktu untuk memahami empat makalah jurnalnya yang menonjol di Annals of Physics, yang keempat-empatnya dipublikasikan dalam satu tahun yang luar biasa:

  1. On a Heuristic Viewpoint Concerning the Production and Transformation of Light” yang membahas tentang efek fotolistrik dengan menggunakan teori kuantum (Makalah inilah yang pada akhirnya membawa Einstein sebagai penerima hadiah nobel fisika).
  2. On the Movement of Small Particles Suspended in Stationary Liquids Required by the Molecular-Kinetic Theory of Heat” yang secara eksperimen telah terbukti tentang keberadaan atom-atom
  3. On the Electrodynamics of Moving Bodies“, yang merupakan matematika dari teori relativitas khusus.
  4. Does the Inertia of a Body Depend Upon Its Energy Content?” yang menjelaskan tentang bagaimana teori relativitas mengantarkan kita pada konsep kesetaraan antara energi dan massa E = mc2.

Albert Einstein tidak meraih nobel fisika dari teori Relativitasnya

Penghargaan nobel merupakan penghargaan tertinggi yang prestisius atas sebuah kontribusi ilmiah seseorang terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam seluruh bidang termasuk bidang fisika.

Einstein kita kenali dengan hasil karya intelektualitasnya tentang Teori Relativitas. Teori ini dianggap sebagai teori yang sangat revolusioner. Terobosan Einstein dalam Teori Relativitas Khususnya yang dikemukakan pada tahun 1905 tidak muncul dari sebuah kekosongan. Kejeniusan seorang Einstein terletak pada bagaimana dia mentransformasikan hasil kerja fisikawan sebelumnya seperti Henri Poincare dan Hendrik Lorentz ke dalam sebuah teori yang baru, teori yang mendamaikan pertentangan antara fisika Newtonian dengan teori cahaya James Clerk Maxwell.

Dipublikasikan pada tahun 1916, Teori Relativitas Umum Einstein menyempurnakan Teori Relativitas Khususnya dengan memasukkan gravitasi dan percepatan ke dalam konsep ruang-waktu yang melengkung. Sayangnya, dibutuhkan waktu yang bertahun-tahun untuk dapat membuktikan salah satu dari prediksi-prediksi luar biasa ini, yaitu tentang efek lensa gravitasi. Ketika astronom akhirnya mengonfirmasi terjadinya pembelokan cahaya bintang yang diamati saat terjadi gerhana matahari tahun 1919, Einstein seketika menjadi selebritis atas hasil pengamatan tersebut, sebab Teori Relativitas Umumnya telah memprediksi tentang fenomena tersebut. Namun, butuh waktu tiga tahun bagi komite Nobel untuk secara retroaktif menganugerahi Einstein penghargaan nobel Fisika tahun 1921 di tahun 1922.

Apakah Anda mengira bahwa penghargaan nobel ini adalah atas kesuksesan Teori Relativitas Umum memprediksikan efek lensa gravitasi itu?

Anda salah! Penghargaan nobel itu bukan karena Teori Relativitas itu, melainkan atas penjelasannya tentang efek fotolistrik, sebuah gejala pelepasan muatan listrik (elektron) dari permukaan logam yang disinari oleh gelombang elektromagnetik. Hasil kerja Einstein yang dianggap monumental tentang topik ini adalah ia berhasil memberikan penjelasan terhadap pertanyaan membingungkan tentang dualitas gelombang-partikel cahaya.

Walaupun Einstein diganjar hadiah nobel karena penjelasan efek fotolistriknya, pada pidato penerimaan anugerah nobel ini, Einstein justru banyak membahas tentang hasil kerjanya dalam bidang teori relativitas umum, sebuah masalah yang telah mengisi kepalanya selama hampir satu dekade.

Otak dan Mata Jasad Albert Einstein Pernah Dicuri

Apakah Anda tahu bahwa otak dan mata Einstein pernah dicuri?

Menjelang akhir hayatnya, Albert Einstein meminta agar jasadnya dikremasi dan abunya disebarkan secara sembunyi-sembunyi. Ini untuk menghindari kemungkinan pengagumnya akan menjadikan kuburannya sebagai tempat yang suci. Tetapi ketika seorang ahli patologi Dr. Thomas Harvey mengunjungi rumah mayat di Princeton, tempat jasad Einstein disimpan, pada tanggal 18 April 1955, dia telah mencuri beberapa bagian dari jasad itu dan menyelinapkannya melalui jendela. Karena tertarik untuk mempelajari otak salah seorang jenius terhebat di zamannya itu, dan tanpa izin dari ahli neurosains yang memiliki otoritas dan pengalaman, secara diam-diam Harvey meninggalkan tempat tersebut dengan 2,7 pounds (1,2 kilogram) bagian otak kecerdasan Einstein. Harvey juga melepas bola mata dari jasad fisikawan itu kemudian memberikannya kepada dokter mata Einstein, Henry Adams. Otak dan mata yang dicuri ini masih berada pada sebuah kotak deposit aman di Kota New York sekarang (sumber: Schifrin, Toland).

Serentetan kejadian tragis bagaikan sebuah komedi bagi perjalanan otak Einstein ini. Mula-mula, irisan dan potongan otak yang disimpan oleh Harvey dalam sebuah buli-buli, memulai perjalanannya dari basement. Dari situ otak ini pindah ke sebuah kotak sari buah yang disembunyikan di bawah sebuah pendingin bir yang terjadi saat Harvey akan pindah setelah kehilangan surat izin medisnya. Otak ini kemudian berada pada bagian belakang jok mobil seorang reporter. Tampaknya, Harvey bermaksud untuk mempelajari otak itu dan mencari tahu apa yang menyebabkan pemilik otak tersebut sedemikian cerdas. Tetapi dalam kurun waktu 43 tahun, Harvey tidak pernah bisa melakukan itu, mungkin karena dia selalu berpindah-pindah atau kurangnya keahlian dan pendanaan untuk melakukan hal tersebut. Akhirnya, Harvey mengembalikan semua otak yang dicurinya itu ke Princeton, yang melengkapkan siklus perjalanan postmortem sang fisikawan dari Princeton kembali ke Princeton.

Itulah tujuh fakta yang banyak orang keliru atau bahkan belum mengetahuinya tentang fisikawan Albert Einstein. Bagaimana dengan Anda, apakah Anda telah mengetahui ketujuh fakta tersebut sebelumnya?

Leave a Comment

close